Menjelang momen penting ini tiba,
nggak cuma mental dan fisik yang kudu disiapkan, tapi juga dana besar—duh!
Akhirnya saat yang kita
tunggu-tunggu tiba: si dia siap berkomitmen dan resmi melamar! Namun belum
sempat mewujudkan pesta pernikahan sesuai impian, kita tersadar kalau tabungan
masih pas-pasan banget. Mau meminta ortu membiayai semua, kok, rasanya nggak
enak banget.
Makanya, sebelum momen sakral yang
bakal kita kenang seumur hidup itu berkurang euforianya karena masalah dana,
kita kudu menyiapkannya dari sekarang. Jangan tunggu sampai si dia mengeluarkan
kalimat sakti ‘Will you marry me?’ untuk mulai menabung, ah!
Mulai dari Sekarang
Tabungan pernikahan sebaiknya
disiapkan sejak pertama kali kita memiliki pekerjaan dan gaji tetap. Nggak
terkecuali buat kita yang masih jomblo.
Tidak perlu menunggu ketika kita
sudah memiliki pasangan untuk menyiapkan dana pernikahan. Selama kita
berkeinginan untuk menikah, tabungan ini penting disiapkan. Idealnya, kita
menyiapkan tabungan menikah sejak pertama kali bekerja dan mendapat gaji tetap.
Besarnya maksimal bisa 30% penghasilan. Atau jika belum sempat menabung,
lakukan minimal dua tahun sebelum menikah.
Kalau merasa mengandalkan tabungan
di bank saja nggak cukup, kita bisa mencoba berinvestasi. Namun, sesuaikan
dengan jangka waktu rencana pernikahan kita.
Tentukan rencana untuk menikah
berapa tahun lagi, berapa anggarannya pada saat ini dan berapa nilainya nanti
setelah dihitung dengan inflasi.Jika rencana pernikahan kita masih dua tahun
lagi, investasikan di logam mulia. Jika 2-3 tahun, pilih reksadana pendapatan
tetap. Lalu, untuk 4-5 tahun pilih reksadana campuran. Nah, jika masih di atas
lima tahun atau malah belum jelas, kita bisa pilih reksadana saham.
Tabungan ini juga harus tetap dibuat
meskipun kita yakin keluarga akan membiayai pesta pernikahan kita. Soalnya,
belum tentu beberapa tahun ke depan keluarga kita masih mampu membiayai.
Kita tidak bisa tahu kondisi ke
depan. Bisa saja menjelang pernikahan, terjadi musibah yang membuat orangtua
tidak bisa membiayai resepsi. Itulah sebabnya tabungan pernikahan ini menjadi
sangat penting disiapkan sedini mungkin. Lagi pula, semakin besar bantuan
orangtua, semakin besar juga campur tangan mereka.
Survei = Wajib
Dalam menyiapkan tabungan
pernikahan, jangan sampai kita mengawang-awang alias nggak tahu jumlah pasti
dana yang dibutuhkan. Makanya, kita kudu bisa mengira-ngira dari sekarang dan
survei biaya yang akan dikeluarkan dengan menentukan jumlah undangan atau harga
katering per porsinya.
Setelah itu, kita perlu melakukan
survei dengan mengunjungi wedding fair atau bertanya kepada teman yang
sedang mempersiapkan pernikahan. Survei ini sangat penting, selain bikin kita
tahu vendor yang memberikan harga termurah, kita juga bisa mengetahui kenaikan
harga per tahunnya.
Kita akan mengetahui besarnya
kenaikan harga per tahun dengan melakukan survei sehingga bisa memperkirakan
harga pasaran saat kita menikah nanti. Misalnya, harga gedung tahun ini Rp 11
juta, sedangkan tahun lalu Rp 10 juta, terlihat bahwa kenaikan per tahun Rp 1
juta atau 10% pertahun. Jika kita ingin menikah lima tahun lagi, siapkan dana
sekitar Rp 16,1juta .
Before Getting Married…
Masalah finansial memang sensitif
banget buat dibicarakan. Namun, sebelum menikah justru kita harus terbuka satu
sama lain mengenai:
- Penghasilan dan pengeluaran
Kita berdua harus tahu besarnya
penghasilan plus pengeluaran wajib yang dihabiskan masing-masing setiap
bulannya. Dengan begitu, kita bisa lebih mudah menyusun rencana keuangan bersama.
- Utang
Jika salah satu dari kita memiliki
utang, jelaskan rinciannya agar tidak menjadi masalah setelah menikah.
Sebaiknya selesaikan urusan utang secara pribadi agar tidak memberatkan
pasangan.
- Boros atau Hemat?
Memang, sih, sifat ini sudah bisa terlihat
dari kebiasaan kita selama pacaran. Namun, tetap saja kita harus saling
menjelaskan kebiasaan finansial kita kepada si dia—begitu juga sebaliknya. Cari
tahu apa yang bisa membuat kita berdua boros, misalnya untuk urusan otomotif
atau konser.
Perjanjian Pranikah
Sudah jadi rahasia umum kalau
pasangan yang bercerai sering ribet urusan pembagian harta gono-gini. Untuk
menghindari hal ini terjadi, kita perlu membuat perjanjian pranikah yang
disahkan notaris. Bukan berarti kita berpikir akan bercerai, tapi pencegahan
selalu lebih baik, tuh!
Ketika menikah, harta, warisan, dan
utang yang dimiliki masing-masing individu akan dianggap sebagai milik bersama.
Dengan adanya perjanjian pranikah, kita bisa menegaskan kalau harta dan utang
bawaan masing-masing akan tetap menjadi milik individu. Perjanjian ini bisa
diubah sewaktu-waktu sesuai kesepakatan bersama.
Selain itu, kita juga bisa
menambahkan poin tentang anak di dalam perjanjian pranikah, seperti siapa yang
akan membiayai pendidikan atau siapa yang berhak mengasuh anak ketika terjadi
perceraian. Kita juga bisa memasukkan poin larangan melakukan KDRT. Lebih aman,
kan?
It’s a BIG No No!
- Pinjam ke Bank
Memang, sih, kita pasti pengen
banget melangsungkan pernikahan sesuai impian . Tapi jangan sampai keinginan itu
membuat kita berani meminjam uang ke bank atau menggunakan kartu kredit. Bunga
yang harus kita bayar nggak sebanding dengan resepsi selama beberapa jam.
Bisa-bisa setelah bertahun-tahun menikah kita masih harus menanggung utang
biaya resepsi, tuh.
- Tabungan Bersama
Selama status kita dan si dia masih
pacaran, jangan pernah membuka rekening gabungan. Hal ini untuk menghindari
masalah jika hubungan kita putus di tengah jalan. Lebih aman jika kita membuka
rekening dengan nama masing-masing. Yang penting, kita berdua punya tujuan
menabung yang sama, yaitu untuk menikah.
After the Wedding Day
Saat menyiapkan bujet pernikahan,
jangan sampai kita dan pasangan tidak menguras semua isi tabungan. Karena itu,
pastikan di tabungan kita masih ada dana untuk membayar DP KPR atau enam kali
pengeluaran bulanan bersama untuk mempersiapkan beberapa hal berikut:
- Tempat Tinggal
Memiliki tempat tinggal menjadi hal
yang sangat penting bagi pasangan yang telah menikah. Jangan sampai selamanya
kita menetap di rumah ortu atau mertua. Karena itu, buatlah tabungan untuk
membiayai pembelian atau kredit tempat tinggal. Hal ini wajib diutamakan
sebelum kita berniat membeli kendaraan pribadi.
- Anak
Sebelum menyiapkan tabungan untuk
anak, kompromikan dulu dengan pasangan tentang jumlah anak yang diinginkan.
Setelah itu, kita bisa mengatur bujetnya bersama. Bukan cuma biaya persalinan
saja yang harus kita siapkan, melainkan juga biaya sampai si anak lulus kuliah.
Karena itu, lakukan survei mengenai biaya sekolah sejak kita memutuskan ingin memiliki
anak dan mulailah berinventasi.
- Asuransi Jiwa
Setelah memiliki anak, kita bisa
menyisihkan dana untuk membayar asuransi jiwa. Hal ini bertujuan menjamin masa
depan anak jika kita atau suami meninggal dunia.
No comments:
Post a Comment