42. KOORDINASI ANTAR SESAMA KARYAWAN
Koordinasi
Kebutuhan
akan koordinasi
Untuk
melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin (atasan) dalam melakukan
koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahanyang ada dalam tanggung
jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.Koodinasi dibutuhkan sekali
oleh para karyawannya,sebab tanpa koordinasi setiapkaryawan tidak mempunyai
pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akanmerugikan organisasi itu sendiri.
Dengan
koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruhkegiatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atauperusahaan atau
bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usahauntuk
menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan
seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi
dalampelaksanaan tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip
rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yangdapat dikendalikan
secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentangmanajemen dan koordinasi
saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakinbesar jumlah rentangan
semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahansecara efektif.
Masalah-masalah
Pencapaian Koordinasi yang efektif
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan
cara kerja di antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam
organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:
1. Perbedaan dalam
orientasi terhadap tujuan tertentu. Para anggota dari departemen yang berbeda
mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara
mencapai kepentingan organisasi yang baik.
2. Perbedaan dalam
oriantasi waktu. Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus
dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan
pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
3. Perbedaan dalam
orientasi antar pribadi. Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan
keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan
pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan
pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
4. Perbedaan dalam
formalitas struktur. Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai
metoda-metoda dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program
terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
Pendekatan-pendekatan
untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi
adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung
pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar
ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada
dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi. Terdapat tiga pendekatan
untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:
Teknik-Teknik Manajemen Dasar
Untuk
mencapai koordinasi yang efektif kita dapat menggunakan mekanisme teknik-teknik
manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum
kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif
tidak memerlukan peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.
Mekanisme teknik manajemen dasar
1. Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Mekanisme teknik manajemen dasar
1. Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Meningakatkan koordinasi potensial
Meningkatkan
koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi
menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi
ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
Sistem informasi vertikal.
Adalah
peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem
informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti
pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk
meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan.
Hubungan-hubungan lateral
(harizontal).
Melalui
pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi
dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang
dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
Kontak langsung antara individu-individu yang
dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
1. Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
2. Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
3. Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
4. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
5. Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
1. Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
2. Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
3. Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
4. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
5. Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
Metoda Pengurangan Kebutuhan akan
Koordinasi
Dalam
beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya
untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan
organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Penciptaan sumber daya-sumber daya
tambahan.
Sumber
daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan
tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang
timbul berkurang.
Penciptaan tugas-tugas yang dapat
berdiri sendiri.
Teknik ini
mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan
organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung
jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).
Mekanisme-mekanisme
pengkoordinasian dasar.
·
Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan
tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila
dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
·
Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani
kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien
untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
·
Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah
seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan
bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang
dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Meningkatkan
koordinasi potensial
Bila tiap
bagian saling tergantung satu dengan lainnya serta lebih luas dalam ukuran dan
fungsi
Ada 2
cara untuk meningkatkan koordinasi yaitu;
-
System informasi fertikal, penyaluran data-data melalui tingkatan-tingkatan organisasi
. koordinasi ini bisa di dalam atau di luar rantai perintah.
-
Hubungan rateal (horizontal), dengan membiarkan informasi dipertukarkan dan
keputusan di buat pada tingkat di mana informasi di perlukan , ada
beberapa hubungan lateral:
Hubungan
langsung
Hubungan
kelompok langsung
Hubungan
silang
Pengurangan
kebutuhan akan koordinasi
Pengurangan
kebutuhan akan koordinasi ada 2 metode yaitu;
-
Menciptakan sumber daya tambahan yang memberikan kelonggaran bagi satuan
kerja.misal menambahan tenaga kerja bahan dasar dan membantu modal.
-
Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri , dngan mengubah karakter
satuan organisasi.
No comments:
Post a Comment