47. . ILMU WEWENANG, DELEGASI DAN DESENTRALISASI DALAM
MASYARAKAT
Pengertian wewenang, kekuasaan dan pengaruh wewenang adalah hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu agar tercapai
1. Teori formal (pandangan klasik)
Wewenang merupakan
anugrah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi hal tersebut.Beranggapan
bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi. Jadi pandangan
ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber
terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang
saham.
2.Teori penerimaan (acceptance theory of authority)
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh
kelompok atau individu kepada siapawewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini
menyatakan kunci dasar wewenang oleh yangdipengaruhi (influencee) bukan yang
mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk menerima
atau menolak.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
individu, kelompok, keputusan ataukejadian. Wewenang tanpa kekuasaan
atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam
organisasi.
Pengaruhnya adalalah Kekuasaan sering dicampur
adukkan dengan wewenang, padahal keduanya berbeda. Bila wewenang adalah
hak untuk melakukan sesuatu, maka kekuasaan adalah kemampuan
untuk melakukan hak tersebut.
STRUKTUR LINI
DAN STAFF
·
Organisasi
Lini
Semua
organisasi mempunyai sejumlah fungsi-fungsi dasar yang harus dilaksanakan.
Organisasi perusahaan biasanya memiliki tiga fungsi dasar, yakni produksi (manufacturing atau
operasi), pemasaran, dan keuangan. Fungsi-fungsi dasar tersebut dilaksanakan oleh
semua organisasi, baikmanufacturer, pedagang eceran, perusahaan jasa,
ataupun perusahaan nirlaba. Fungsi-fungsi tersebut biasanya disusun dalam suatu
organisasi lini di mana rantai perintah adalah jelas dan mengalir kebawah
melalui tingkatan manajerial.
·
Organisasi
Lini dan Staf
Staf
merupakan individu atau kelompok (terdiri dari para ahli) dalam stuktur
organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada fungsi
lini. Karyawan staf atau staf departemen tidak secara langsung terlibat dalam
kegiatan utama organisasi atau departemen. Sebagai contoh, staf spesialis
pemeliharaan tidak menciptakan produk, menjual, dan mengelola keuangan.
Beberapa
alasan mengapa organisasi perlu membedakan antara-antara kegiatan lini dan
staf. Pertama, karena kegiatan-kegiatan lini mencerminkan pekerjaan pokok
organisasi. Manajemen puncak harus secara khusus memperhatikan kebutuhan
integritas dan pengaruh departemen-departemen tersebut.
Kedua,
pengetatan yang harus dibuat organisasi dalam waktu krisis sangat ditentukan
oleh pilihan tehadap departemen lini atau staf. Sebagai contoh, suatu
perusahaan yang sedang mengalami penurunan permintaan produknya cenderung
melakukan pengetatan terutama pada departemen lini. Di lain pihak, jika permintaan
tetap kuat tetapi organisasi perlu menekan biaya, maka pengetatan lebih
cenderung dilakukan pada departemen staf.
Ada
dua tipe staf, yaitu staf pribadi dan staf spesialis. Staf pribadi dibentuk
untuk memberikan saran, bantuan dan jasa kepada seorang manajer. Staf pribadi
kadang kala disebut sebagai asisten atau asisten staf yang tugasnya biasanya
generalis.
Sedangkan
staf spesialis memberikan saran, konsultasi, bantuan, dan melayani seluruh lini
dan unsur organisasi. Disebut staf spesialis karena fungsinya sempit atau
khusus dan membutuhkan keahlian khusus.
WEWENANG LINI STAFF DAN FUNGSIONAL
WEWENANG LINI STAFF DAN FUNGSIONAL
·
Wewenang
Lini
Wewenang
lini (line authority) adalah wewenang di mana atasan
melakukannya atas bawahannya langsung. Ini diwujudkan dalam wewenang perintah
dan secara langsung tercermin sebagai rantai perintah, serta diturunkan ke
bawah melalui tingkatan organisasi.
·
Wewenang
Staf
Wewenang
staf (staff authority) adalah hak yang dimiliki oleh
satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi,
atau konsultasi kepada personalia lini. Ini tidak memberikan wewenang kepada
anggota staf untuk memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu.
·
Wewenang Staf Fungsional
Wewenang staf fungsional (functional staff authority) adalah
hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini. Bila
dilimpahi wewenang fungsional oleh manajemen puncak, seorang staf spesialis
mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai kegiatan fungsional di mana
hal itu merupakan spesialisasi dari staf bersangkutan. Sebagai contoh, seorang
spesialis keamanan mungkin mempunyai wewenang untuk memerintah manajer
laboratorium penelitian untuk menutup laboratorium bila gas berbahaya mencapai
tingkat tertentu yang membahayakan.
DELEGASI WEWENANG
Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada
orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang
kebawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya.
Empat
hal yang terjadi saat delegasi diakukan;
1.
Pendelagisian
menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2.
Pendelegasian
melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas
3.
Penerimaan
delegasi menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab.
4.
Pendelegasi
menerima pertanggungjawaban dari bawahan untuk hasil yang dicapai.
Alasan-alasan
pendelegasian
1.
Pendelegasian
memungkinkan manajer untuk mencapai hasil yang lebih baik dari pada mereka
menangani sendiri.
2.
Delegasi
dari atasan kepada bawahan adalah proses yang diperlukan agar organisasi dapat
berfungsi lebih efisien.
3.
Delegasi
memungkinkan manajer untuk memusatkan tenaganya untuk tugas-tugas prioritas
yang lebih penting.
4.
Delegasi
memungkinkan bawahan untuk berkembang dan dapat digunakan alat untuk belajar
dari kesalahan.
5.
Delegasi
dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan dan tidak selalu memahami masalah yang lebih
terperinci. Sehingga dibutuhkan organ yang serendah mungkin untuk menangani
masalah yang makin rinci dimana terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk
menyelesaikannya.
Beberapa
Pedoman Klasik yang dapat Dijadikan Dasar untuk Delegasi efektif
1.
Prinsip
saklar
Dalam
proses pendelegasian harus ada garis wewenang yang jelas mengalir setingkat
demi setingkat dari tingkatan paling atas ke tingkatan paling bawah. Garis
wewenang yang jelas akan membuat lebih mudah bagi setiap organ untuk mengetahui
kepada siapa dia dapat mendelegasikan, dari siapa dia akan menerima delegasi,
dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab.
Dalam
pembuatan garis wewenang dibutuhkan delegasi penuh, yang berarti bahwa semua
tugas organisasi harus dibagi habis. Supaya di organisasi terhindar
dari terjadinya;
a.
gaps,
yaitu tugas yang tidak ada penanggung jawabnya .
b.
overlaps, tanggung
jawab atas tugas yang diberikan kepada lebih dari satu orang individu.
c.
Splits, tanggung
jawab atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu satuan organisasi.
Apabila
ini terjadi akan menimbulkan kebalauan wewenang dan akuntabilitas.
2.
Prinsip
kesatuan perintah
Prinsip
ini menyatakan bahwa setiap bawahan di organisasi seharusnya melapor hanya
kepada seorang atasan. Dengan prinsip ini maka membuat setiap organ yang diberi
tugas akan lebih mudah untuk memberi pertanggungjawaban atas tugasnya.
3.
Tanggung
jawab, wewenang, dan akuntabilitas
Prinsip
ini menyatakan bahwa;
a.
Tanggung
jawab untuk tugas-tugas tertentu diberikan ke tingkatan organisasi yang paling
bawah dimana didapatkan cukup kemampuan dan informasi agar tercipta keefisienan
sumber daya organisasi.
b.
Setiap
organ didalam organisasi harus dilimpahi wewenang agar organisasi dapat lebih
efektif.
c.
Manajer
harus mempertanggungjawabkan tugas-tugas bawahannya disamping
mempertanggunjawabkan tugasnya sendiri.
Beberapa
Alasan Kegagalan Manajer dalam Mendelegasikan Tugas :
1. Manajer
merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2. Manajer
takut akan resiko kegagalan bawahannya dalam melaksanakan tugasnya atau manajer
kurang percaya akan kemampuan anak buahnya.
3. Manajer
merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang
luas.
4. Manajer
takut bila bawahan menjalankan tugasnya secara efektif sehingga posisinya
sendiri akan terancam.
5. Manajer
tidak memiliki kemampuan manajerial untuk menjalankan tugasnya.
Beberapa
Alasan Bawahan Tidak Bersedia Menerima Delegasi
1. Dengan
menerima delegasi maka bawahan menerima tanggung jawab dan akuntabilitas baru.
Kadang para bawahan beranggapan lebih mudah menyeesaikan masalah dengan
melimpahkan kepada manajer dari pada ditangani sendiri.
2. Bawahan
merasa takut akan kesalahan yang dibuat dalam melaksanakan delegasi sehingga
mereka akan menerima kritik.
3. Kurangnya
rasa percaya diri dari para bawahan dan merasa tertekan apabila dilimpahi
wewenang.
Penanggulangan
Hambatan Dalam Delegasi
Louis
Allen mengemukakan beberapa teknik kusus untuk membantu manajer melaksanakan
delegasi efektif.
1. Tetapkan
tujuan
Bawahan
diberi maksud dan tujuan akan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada
mereka.
2. Tegaskan
tanggung jawab dan wewenang
Bawahan
harus diberi informasi yang jelas tentang apa yang harus mereka pertanggung
jawabkan dan mana saja yang ditempatkan di bawah wewenangnya.
3. Berikan
motivasi kepada bawahan
Manajer
dapat memberi dorongan kepada bawahan melalui perhatian akan kebutuhan dan
tujuan mereka yang sensitif.
4. Meminta
penyelesaian kerja
Manajer
harus meminta ketuntasan kerja dari para bawahan.
5. Berikan
latihan
Manajer
perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan peaksanaan kerjanya.
6. Adakan
Pengawasan yang memadai
Sistim
pengawasan terpercaya seperti laporan mingguan dibuat agar manajer tidak perlu
mneghabiskan dengan waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.
SENTRALISASI VERSUS DESENTRALISASI
Desentralisasi adalah
konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak
mendelegasikan wewenang ke bawah ke divisi-divisi , cabang-cabang atau
satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah lainnya.
Sentralisasi
adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi.
Keuntungan-keuntungan
desentralisasi adalah sama dengan keuntungan-keuntungan delegasi, yaitu
mengurangi beban manajer puncak, memperbaiki pembuatan keputusan karena
dilakukan dekat dengan permasalahan, meningkatkan latihan, moral dan inisiatif
menejemen bawah, dan membuat lebih fleksibel dan lebih cepat dalam pembuatan
keputusan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi derajat desentralisasi
1. Filsafat
manajemen. Banyak manajer puncak yang menginginkan pengawasan pusat yang kuat
sehingga mempengaruhi kesediaan manajemen untuk mendelegasikan wewenangnya.
2. Ukuran
dan tingkat pertumbuhan organisasi. Organisasi tidak mungkin efisien bila semua
wewenang pembuatan keputusan ada pada satu atau beberapa manajer pusat
saja.Suatu organisasi yang tumbuh besar akan cenderung meningkatkan
desentralisasi.
3. Strategi
dan lingkungan organisasi. Strategi organisasi akan mempengaruhi tipe pasar,
lingkungan teknologi, dan persaingan yang harus dihadapinya.
4. Penyebaran
geografis organisasi. Semakin menyebarnya satuan-satuan organisasi secara
geografis , organisasi akan cenderung melakukan desentralisasi karena pembuatan
keputusan akan sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.
5. Tersedianya
peralatan pengawasan yang efektif. Organisasi yang kekurangan peralatan efektif
untuk pengawasan akan cenderung melakukan sentralisasi jika manajemen tidak
dapat memonitor bawahannya dengan mudah.
6. Kualitas
manajer. Desentralisasi memerlukan banyak manajer yang berkualitas karena
mereka harus mambuat keputusan sendiri.
7. Keaneka-ragaman
produk dan jasa. Makin beranekaragam produk yang ditawarkan, organisasi
cenderung melakukan desentralisasi, dan semakin tidak beranekaragam lebih
cenderung melekukan sentralisasi.
8. Karakteristik-karakteristik
organisasi lainnya, seperti biaya dan resiko yang berhubungan dengan pembuatan
keputusan, sejarah pertumbuhan organisasi, kemampuan manajemen bawah, dan
sebagainya.
No comments:
Post a Comment